Kamis, 24 Maret 2011

Aqua Timez - Ketsui no Asa ni Chords

G
Douse nara mou 
Bm7 C G
Hetakuso na yume wo egaite ikou yo 
Em
Douse nara mou 
Bm7 C D7 G
Hetakuso de akaruku yukai na ai no aru yume wo 
G
“Kidon nakute ii 
G D7
Kakkotsuke nai hou ga omaerashii yo” 


G Bm7
Isshoukenmei ni nareba naru hodo 
C G Em Bm7
Karamawari shite shimau bokura no tabiji wa 
C D7
Shougakusei no te to ashi ga issho ni dechau koushin mitai 
G Bm7
Sore mo mata iin ja nai? 
C G
Ikite yuku koto nante sa 
Em Bm7 C D
Kitto hito ni warawareru kurai ga 
Choudo iin da yo 


C
Kokoro no oku no oku 
G
Tojikometeta hontou no boku 
C
Namami no san-juu-roku do gobun 
Em
Kazarazu ni iza we don’t stop 
Em C
Kedo mada tsuyogatterun da yo 
C G
Mada baria wo hatterun da yo 
D7
Itami to tatakatterun da yo 


G Bm7 C G B7
Tsurai toki tsurai to ietara ii no ni naa 
Em Bm7 C D7
Boku-tachi wa tsuyogatte warau yowamushi da 
G Bm7 C G B7
Sabishii no ni heiki na furi wo shite iru no wa 
Em Bm7
Kuzure ochite shimai sou na
C D7
Jibun wo mamoru tame na no sa 


C
Boku dake ja nai hazu sa 
D
Ikiba no nai kono kimochi wo 
C
Ibasho no nai kono kodoku wo 
D7 G
Kakaete iru no wa... 


G Bm7
Hito no itami ni wa mukanshin 
Bm7 C G Em
Sono kuse jibun no koto to naru to fuan ni natte 
Bm7
Hito wo kiratte 
C D7
Fukou na no wa jibun dakette omottari 
G Bm7 C
Ataerare nai koto wo tada nageite 
G Em
San sai ji no you ni wameite 
Bm7 C D
Ai toiu na no oyatsu wo suwatte matteru boku wa 


C G
ASUFARUTO no terikaeshi ni mo makezu ni 
G C Em
Jibun no ashi de aruiteku hitotachi wo mite omotta 
Em C
Ugokaseru ashi ga aru nara 
C G
Mukaitai basho ga aru nara 
D7
Kono ashi de aruite yukou 


G Bm7 C G B7
Mou nido to hontono egao wo torimodosu koto 
Em Bm7 C D7
Dekinai kamoshirenai to omou yoru mo atta kedo 
G Bm7 C G B7
Taisetsu na hito-tachi no atatakasa ni sasaerare 
Em Bm7 C D7
Mou ichido shinjite miyou ka na to omoi mashita 


G Bm7 C G B7
Tsurai toki tsurai to ietara ii no ni naa 
Em Bm7 C D7
Boku-tachi wa tsuyogatte warau yowamushi da 
G Bm7 C G B7
Sabishii no ni heiki na furi wo shite iru no wa 
Em B7
Kuzure ochite shimai sou na 
C D7
Jibun wo mamoru tame dakede


G Bm7 C G B7
Ayamachi mo kizuato mo tohou ni kure 
G B7
Besokaita hi mo 
Em Bm7 C D7
Boku ga boku toshite ikitekita akashi ni shite 
G Bm7 C G B7
Douse nara korekara wa isso dare yori mo 
Em Bm7 C D7
Omoikiri hetakuso na yume wo egaite yukou 
C D
Ii wake wo katazukete doudou to mune wo hari 
C D7 G
Jibun toiu ningen wo utai tsuzuke you

Duh maaf nih kalo intro-nya gak ada. Soalnya ini saya dan temen-temen WW yang bikin XP
Kanji, translate dan romaji? Ada di facebook, cari sendiri :P

Rabu, 23 Maret 2011

Tutorial Watarasebashi #09 – Penggunaan masing-masing jenis huruf Jepang

Kerlap-kerlip pantulan cahaya matahari yang digambarkan dengan kata “kira kira”. Bagaimana menuliskannya?

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Di Indonesia huruf besar dan kecil memiliki fungsinya masing-masing. Contohnya, huruf besar digunakan untuk mengawali kalimat, mengawali nama orang, dan untuk singkatan. Sekarang kita akan mempelajari penggunaan dari masing-masing huruf yang ada di bahasa Jepang.

Penggunaan kanji


Secara umum, kalau suatu kata memiliki kanji maka dia akan ditulis menggunakan kanjinya. Pada lagu Watarasebashi, contohnya adalah 私 (watashi, saya), 電話 (denwa, telepon), dan 見る (miru, melihat).

Walaupun begitu, ada juga kata-kata tertentu yang secara historis memiliki kanji tapi tidak digunakan di bahasa Jepang modern. Contohnya, “suru” (melakukan) sebetulnya memiliki penulisan kanji 為る tapi sekarang penulisan tersebut sama sekali tidak dipakai. Saat ini “suru” selalu ditulis sepenuhnya dengan hiragana yaitu する.

Beberapa kata berada di daerah abu-abu. Kadang-kadang ada yang menulisnya dengan kanji, kadang-kadang ada pula yang memilih menggunakan hiragana. Contohnya, di lagu Watarasebashi digunakan kanji untuk kata “dekiru” (bisa) yaitu 出来る, tapi yang menggunakan hiragana (できる) juga banyak. Di lain pihak, untuk kata “kirei” (cantik, indah) penulis Watarasebashi menggunakan hiragana (きれい), walaupun kanjinya (綺麗) juga sering dipakai. Pada akhirnya semuanya dikembalikan ke penulis.

Penggunaan hiragana


Kata-kata yang tidak memiliki kanji umumnya ditulis dengan hiragana dan bukan katakana. Contohnya adalah はい (hai) yang artinya “iya”. Ini termasuk partikel-partikel dan akhiran kalimat, misalnya partikel の (no) yang digunakan untuk menyatakan kepemilikan. Seperti telah kita pelajari sebelumnya, hiragana juga digunakan untuk okurigana.

Penggunaan katakana


Katakana terutama digunakan untuk kata-kata serapan. Contohnya, kata bahasa Inggris “computer” diserap menjadi コンピュータ (konpyuuta) yang ditulis dengan katakana. Sebagai contoh lain, アニメ (anime) yang ditulis dengan katakana adalah singkatan dari アニメーション (animeeshon) yang merupakan kata serapan dari “animation”.

Nama orang dan tempat luar negeri juga ditulis dengan katakana, walaupun aslinya adalah huruf latin. Contohnya, “Susilo Bambang Yudhoyono” di media Jepang ditulis dengan katakana スシロ・バンバン・ユドヨノ (sushiro banban yudoyono). Ini bisa dimaklumi kalau kita sendiri sadar bahwa nama orang Jepang di media Indonesia juga tidak ditulis dengan huruf Jepang sebagaimana aslinya.

Katakana juga sering digunakan untuk nama binatang dan tumbuhan yang sebetulnya memiliki kanji. Contohnya adalah ヒトデ (hitode, bintang laut) dan ラン (ran, anggrek) yang ditulis dengan katakana. Ini karena banyak nama makhluk yang kanjinya langka sehingga jarang orang yang bisa membacanya.

Terakhir, kata-kata yang umumnya ditulis dengan kanji atau hiragana bisa juga dituliskan dengan katakana. Seringkali yang diinginkan di sini adalah penekanan tambahan, mirip seperti penggunaan huruf besar pada bahasa Indonesia untuk menarik perhatian. Bandingkan “gratis” dengan “GRATIS”. Ini sama seperti ただ (hiragana) vs. タダ (katakana) yang keduanya dibaca “tada” (gratis).


Kata-kata yang mengimitasi suara atau keadaan


Di bahasa Jepang, ada kata-kata tertentu yang berusaha meniru suara (giongo). Contohnya adalah “wan wan” yang meniru suara anjing menggonggong (guk guk) dan “goro goro” yang meniru suara benda besar berguling jatuh. Terdapat juga kata-kata sejenis yang sebetulnya menggambarkan keadaan namun dibuat seolah-olah keadaan tersebut bersuara (gitaigo). Contohnya adalah “shiin” yang menggambarkan keheningan, “kira kira” yang menggambarkan kerlap-kerlip cahaya, dan “potsun” yang menggambarkan kesendirian. Kata-kata yang pada intinya adalah efek suara tersebut banyak sekali dipakai di bahasa Jepang.

Nah, kata-kata tersebut bisa ditulis dengan hiragana maupun katakana. Pada lagu Watarasebashi misalnya, “potsun” yang menggambarkan kesendirian ditulis dengan katakana ポツン. Namun ada juga yang menuliskannya dengan hiragana ぽつん. Sekali lagi di sini bahasa Jepang memberikan kebebasan pada penulisnya untuk berekspresi.


Penutup


Kita telah meninjau penggunaan ketiga jenis huruf pada bahasa Jepang. Semoga dengan ini kamu punya gambaran tentang kapan huruf-huruf tersebut digunakan. Inilah rangkumannya:


  1. Kata-kata yang memiliki kanji umumnya ditulis dengan kanji. Contohnya adalah 私 (watashi, saya).
  2. Beberapa kata sebetulnya memiliki kanji namun di bahasa Jepang modern tidak dipakai sama sekali, contohnya する (suru, melakukan). Beberapa kata sering ditulis baik dengan kanji maupun hiragana, contohnya 出来る/できる (dekiru, bisa).
  3. Kata-kata yang tidak punya kanji umumnya ditulis dengan hiragana dan bukan katakana. Contohnya adalah はい (hai, iya). Hiragana juga dipakai di okurigana seperti る (ru) pada kata 見る (miru, melihat).
  4. Katakana digunakan untuk kata serapan, nama dari luar negeri, nama makhluk, dan untuk penekanan. Contohnya adalah untuk nama ニューヨーク (nyuuyooku, New York).
  5. Kata-kata yang melukiskan suara (nyata maupun imajinatif) bisa ditulis dengan hiragana maupun katakana. Contohnya adalah きらきら/キラキラ (kira kira, efek suara yang menggambarkan kerlap-kerlip cahaya).
Berikutnya, kita akan membahas pembentukan kata “Watarasebashi”. Sampai jumpa!


Lampiran: daftar kata


Kata-kata yang tadi muncul didaftar di sini.

私 (watashi): saya
電話 (denwa): telepon
見る (miru): melihat
する (suru): melakukan
出来る (dekiru): bisa
綺麗 (kirei): cantik, indah
はい (hai): iya
コンピュータ (konpyuuta): komputer (computer)
アニメ (anime): film kartun
ヒトデ (hitode): bintang laut
ラン (ran): anggrek
ただ (tada): gratis
擬音語 (giongo): onomatope, kata-kata yang melukiskan suara
擬態語 (gitaigo): mimesis, efek suara yang melukiskan keadaan (yang sebetulnya tak bersuara)
わんわん (wan wan): suara anjing (guk guk)
ごろごろ (goro goro): suara benda besar berguling jatuh
シーン (shiin): efek suara keheningan
きらきら (kira kira): efek suara kerlap-kerlip cahaya
ポツン (potsun): efek suara seorang diri


Tutorial Watarasebashi #08 – Katakana

Katakana pada lirik lagu Watarasebashi (klik untuk memperbesar)

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Setelah mempelajari hiragana dan kanji, sekarang kita akan mempelajari jenis huruf terakhir yang unik bagi bahasa Jepang yaitu katakana. Terakhir kita akan mempelajari penggunaan masing-masing jenis huruf yang ada.

Katakana


Katakana pada intinya sama dengan hiragana, yaitu melambangkan suara. Katakana digunakan terutama untuk kata-kata serapan, seperti yang akan dicontohkan nanti. Semua huruf hiragana pasti ada padanan katakananya. Sebagai contoh, “ma” pada hiragana adalah ま dan pada katakana adalah マ. “erika” jika ditulis dengan hiragana adalah えりか, dan jika ditulis dengan katakana menjadi エリカ. Pembahasan mengenai suara pada hiragana juga berlaku pada katakana.

Namun di katakana terdapat tanda khusus yaitu tanda baca panjang ー. Jika diletakkan setelah katakana lain, maka suara vokal pada katakana sebelumnya akan diperpanjang. Contohnya, モ dibaca “mo” sehingga モー dibaca “moo”. Penggunaannya pada kata misalnya スカート (sukaato,skirt/rok) dan レボリューション (reboryuushon,revolution/revolusi).

Di bahasa Jepang memang terdapat kata-kata dengan vokal panjang, dan kita harus mengucapkannya dengan benar. Jika tidak, bisa-bisa artinya berubah menjadi kata lain. Contohnya adalah “shuujin” (tahanan) dengan “shujin” (suami), dan “obaasan” (nenek) dengan “obasan” (tante). Pada hiragana, vokal panjang ini tidak ditulis menggunakan tanda ー namun dengan kombinasi huruf-huruf tertentu. Aturannya akan kita bahas nanti saat bertemu penggunaannya di lagu Watarasebashi.

Di katakana juga terdapat simbol pembatas kata yaitu ・, yang fungsinya mirip dengan spasi pada bahasa Indonesia. Ini bisa digunakan misalnya pada ニュー・ヨーク (nyuu yooku) yang artinya “New York” untuk menunjukkan batas antara “New” dengan “York”. Namun penggunaannya opsional, sehingga “New York” bisa juga ditulis sebagai ニューヨーク (nyuuyooku) tanpa pembatas kata.


Selain hal-hal tersebut, cara kerja katakana bisa dibilang sama dengan hiragana. Oleh karenanya kita tidak akan membahas sisi teknisnya lebih lanjut. Pelajarilah cara membaca dan menulis hiragana lebih dulu karena dia lebih banyak muncul, lalu setelahnya pelajarilah katakana untuk melengkapi kemampuan membaca kamu.

Penutup


Kita telah mengenal tiga huruf yang unik bagi bahasa Jepang yaitu hiragana, katakana, dan kanji. Cara kerja katakana pada dasarnya sama dengan hiragana, yaitu melambangkan suara. Kita juga melihat bahwa di bahasa Jepang terdapat vokal panjang yang penting untuk diucapkan dengan benar.


Berikutnya, kita akan membahas cukup dalam penggunaan dari masing-masing jenis huruf tersebut. Sampai jumpa!

Lampiran: daftar kata


Kata-kata yang tadi muncul didaftar di sini.
スカート (sukaato): rok (skirt)
レボリューション (reboryuushon): revolusi (skirt)
囚人 (shuujin): tahanan
主人 (shujin): suami
お婆さん (obaasan): nenek
伯母さん (obasan): tante (kakak dari ayah/ibu)
叔母さん (obasan): tante (adik dari ayah/ibu)
ニューヨーク (nyuuyooku): New York

Selasa, 22 Maret 2011

Tutorial Watarasebashi #07 – Okurigana dan tips belajar kanji


Okurigana pada lirik lagu Watarasebashi (klik untuk memperbesar)


[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Di episode terakhir dan sebelumnya, semua kata-kata yang muncul bisa ditulis sepenuhnya menggunakan kanji. Namun sebetulnya ada juga kata-kata yang penulisan kanjinya harus diakhiri hiragana! Hiragana yang menguntit tersebut dinamakan okurigana, yang pada gambar di atas ditandai dengan warna ungu.

Okurigana


Di lagu Watarasebashi, okurigana misalnya muncul pada kata “miru” yang artinya “melihat”. Penulisannya menggunakan kanji adalah 見る, yaitu kanji yang artinya “melihat” (見) ditambah dengan hiragana “ru” (る). Hiragana る tersebut adalah okurigana.



Okurigana ada sebab di bahasa Jepang kata-kata tertentu bisa mengalami konjugasi (perubahan bentuk). “miru” misalnya, bisa berubah bentuk menjadi “minai” (bentuk negatif, “tidak melihat”), “mimasu” (bentuk sopan), dan banyak bentuk lainnya yang akan kita pelajari belakangan. Konjugasi-konjugasi tersebut merubah akhir katanya, dan di sinilah okurigana berperan. Contohnya, “minai” ditulis 見ない dan “mimasu” ditulis 見ます. Bisa dilihat bahwa kanjinya tetap dan hanya hiragana belakangnya yang berubah.


Contoh lain penggunaan okurigana di lagu tersebut adalah “hiroi” yang artinya “luas”, ditulis sebagai 広い. Kanji 広 artinya “luas”, dan akhirannya adalah hiragana “i” (い). Kalau misalnya dia berubah ke bentuk negatifnya, “hirokunai” (tidak luas), maka kanjinya tetap dan hanya okurigananya yang berubah: 広くない.


Kita juga telah mempelajari bahwa satu kanji bisa digunakan untuk banyak kata. Nah, seringkali okurigana digunakan untuk membedakan kata yang dimaksud. Sebagai contoh, pada lagu Watarasebashi terdapat kata “kurasu” yang artinya “tinggal (di suatu tempat)” dan “kureru” yang artinya “menjadi gelap”. Entah apa hubungannya, tapi kedua kata tersebut menggunakan kanji yang sama yaitu 暮. Hanya saja, “kurasu” ditulis 暮らす dengan okurigana “rasu”, dan “kureru” ditulis 暮れる dengan okurigana “reru”. Dengan okurigana tersebut, tanpa konteks lain pun kita bisa tahu kata mana yang dimaksud.



Mempelajari kanji


Mungkin studi kanji awalnya akan terlihat sangat berat. Jumlahnya banyak, satu kanji cara membacanya bisa bermacam-macam, dan satu kanji bisa memiliki banyak arti. Tapi jangan khawatir. Seiring kamu belajar, kamu akan menemukan banyak kemudahan. Jumlah kanji memang banyak, tapi sebagian besar tersusun atas bentuk-bentuk sederhana yang muncul berulang-ulang. Kalau kamu sudah akrab dengan bentuk-bentuk dasarnya, belajar kanji-kanji baru menjadi sangat mudah. Mengenai bacaan, nanti kamu akan bertemu berbagai aturan umum yang memudahkan kamu membaca kata-kata baru dengan benar. Ya, dalam kesulitan juga ada kemudahan!


Kalau kamu memang berniat untuk menguasai bahasa Jepang, saran saya adalah mulai belajar kanji sedini mungkin. Lakukan dengan sedikit-sedikit namun rutin sehingga tidak terasa berat.


Kamu mungkin bertanya-tanya, kanji-kanji apa yang sebaiknya dipelajari lebih dulu? Menurut saya, daripada mempelajari daftar kanji buatan, cara yang lebih efektif adalah mempelajari kanji dari kata-kata yang kamu temukan. Dengan memiliki konteks penggunaannya, kanji tersebut akan lebih mudah menempel di ingatan. Jadi saran saya adalah banyak menikmati karya bahasa Jepang misalnya lagucerita, film, maupun berita, dan mempelajari kanji-kanji yang muncul di situ.


Dalam mempelajari kanji, ingatlah bahwa kamu harus menulis dengan cara yang benar. Untuk tahu cara menulis suatu kanji, kamu bisa gunakan WWWJDIC. Tulislah (atau paste) kanjinya lalu lakukan pencarian. Dari hasil pencarian, klik pranala yang bertulisakan “SODA” (stroke order animation) untuk mendapatkan animasi cara menggambarnya (kamu mulai menggambar dari titik yang diwarnai merah). Lihat contoh SODA.


Blog ini juga memiliki segmen kanjiku yang secara khusus membahas tentang kanji tertentu. Kamu tinggal melakukan pencarian di situs ini terhadap kanji yang ingin kamu pelajari.


Penutup


Banyak yang bisa dibicarakan tentang cara kerja kanji, namun yang dibahas di sini hanyalah kulitnya. Inilah rangkuman episode kali ini dan sebelumnya:
  • Bacaan kanji secara umum dibagi menjadi bacaan kun (Jepang) dan bacaan on (China). Contohnya 山 (gunung) memiliki bacaan kun “yama” dan bacaan on “san”.
  • Beberapa kata tertentu memerlukan okurigana untuk penulisan kanjinya. Contohnya adalah “miru” (melihat) yang ditulis 見る dengan hiragana “ru” sebagai okurigana.
  • Belajar kanji sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Pelajari kanji-kanji yang ditemui di dunia nyata, sedikit demi sedikit namun rutin.
Di episode selanjutnya, kita akan membahas jenis huruf terakhir di bahasa Jepang yaitu katakana. Sampai jumpa…


Lampiran: daftar kata


Kata-kata yang tadi muncul sebagai contoh didaftar di sini. Semuanya ada di lagu Watarasebashi.
見る (miru): melihat
広い (hiroi): luas
暮らす (kurasu): tinggal (di suatu tempat)
暮れる (kureru): menjadi gelap (hari)
山 (yama): gunung



Di bawah juga didaftar seluruh aksara yang kita gunakan sebagai contoh selama membahas kanji. Kamu bisa mulai belajar menulis dari kanji-kanji berikut. Klik masing-masing kanji untuk melihat cara menggambarnya.
 (gunung)
 (senja)
 (pria)
 (matahari)
 (tangan)
 (sekarang)
 (luas)
 (utara)
 (langit, kosong)
 (lihat)
 (kota)
 (waktu)
 (siapa)
 (kaya)
 (tinggal, jadi gelap)
 (kuda)
鹿 (rusa)

Tutorial Watarasebashi #06 – Bacaan kun dan on untuk kanji

Bacaan kun dan on pada lirik lagu Watarasebashi (klik untuk memperbesar)

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Di episode sebelumnya, kita telah melihat bahwa satu kanji bisa memiliki lebih dari satu arti, dan karenanya lebih dari satu cara membaca. Contohnya, 空 bisa dibaca “sora” yang artinya “langit” dan bisa juga “kara” yang artinya “kosong”. Namun banyak juga kanji yang artinya hanya satu, tapi cara membacanya lebih dari satu! Kok bisa?

Bacaan kun dan on

Bahasa Jepang pada awalnya tidak punya sistem menulis, dan kanji sendiri datangnya dari China. Ini alasan utama kenapa satu kanji bisa punya banyak bacaan bahkan untuk arti yang sama.


Sebagai contoh, kita akan melihat kanji 山 (gunung) yang ada di lagu Watarasebashi. Orang Jepang dari dulu sudah mengenal konsep “gunung” sehingga punya kata untuk hal tersebut yaitu “yama”. Nah, saat mereka mengenal aksara kanjinya dari China, maka kanji tersebut diberi bacaan sesuai kata Jepangnya. Dengan kata lain, 山 diberi bacaan “yama”. Ini disebut bacaan kun (kunyomi) atau bacaan Jepangnya. Pada contoh 空 (langit/kosong) sebelumnya, “sora” dan “kara” sama-sama merupakan bacaan kun.


Tapi karena kanji berasal dari China, maka pasti orang China juga sudah punya cara membacanya sendiri! Dari situlah kenapa suatu kanji bisa punya banyak bacaan. Sebagai contoh, untuk kanji gunung 山 tadi bacaan dari Chinanya adalah “san”. Ini disebut bacaan on (onyomi).


Untuk kasus 山 tadi, jika berdiri sendiri maka dia dibaca “yama”. Bacaan “san” dipakai pada kata-kata tertentu misalnya 富士山 (Gunung Fuji) yang dibaca “fuji-san”. Dalam keduanya, mereka sama-sama berarti “gunung” tapi dibaca berbeda.


(Mungkin kamu pernah mendengar bahwa nama lain Gunung Fuji adalah “Fujiyama”. Itu adalah cara membaca yang salah dari 富士山. Orang Jepang sendiri tidak pernah membacanya sebagai “Fuji-yama”, selalu “Fuji-san”. Entah siapa yang menyebarkan cara membaca salah tersebut.)

Kalau ingin analogi kasarnya di bahasa Indonesia, huruf “e” juga memiliki dua cara membaca! “e” pada “enak” dibaca beda dengan “e” pada “enam”. Kanji juga seperti itu, di kata-kata tertentu yang dipakai adalah bacaan kun-nya, dan di kata-kata lain yang dipakai adalah bacaan on-nya.

Ada nemonik gampang untuk mengingat istilah kun dan on tersebut: Kuntilanak adalah hantu dalam negeri (Indonesia), dan karenanya bacaan kun adalah bacaan yang asalnya dari dalam negeri (Jepang). Di lain pihak, onta adalah binatang luar negeri (bagi Indonesia), dan karenanya bacaan on adalah bacaan yang berasal dari luar (dalam hal ini China). kun -> dalam negeri -> Jepang; on -> luar negeri -> China.

Penutup

Pada gambar di awal tulisan ini, bacaan kun yang muncul ditandai kuning dan bacaan on yang muncul ditandai biru muda. Itulah dua jenis bacaan kanji yang utama, namun saat kamu belajar kanji jangan kaget kalau nanti menemui beberapa jenis bacaan perkecualian. Contohnya adalah bacaan khusus yang hanya muncul pada nama.

Di episode berikutnya, kita akan mengakhiri tinjauan kanji kita dengan membicarakan okurigana. Sampai jumpa!

Lampiran: daftar kata

Kata-kata yang tadi muncul sebagai contoh didaftar di sini.
空 (sora): langit
空 (kara): kosong
山 (yama): gunung
富士山 (fujisan): Gunung Fuji

Senin, 21 Maret 2011

Tabel Perubahan Kata Kerja

KONBANWA! Sensei akan membagikan tabel untuk kalian. Tabel ini dapat kalian unduh/download DI SINI dengan cara yang cukup mudah! Ikutilah langkah-langkah berikut agar memudahkan kalian dalam men-download file. Jika kalian kurang mengerti, bisa ditanyakan lewat grup atau lewat SMS ke nomor Sensei.


Pertama, buka link yang tertera di atas (di garisbawahi dan berwarna BIRU).
Kedua, jika kalian sudah bisa melihat bentuk dokumennya, klik file pada pojok kanan atas. File yang dimaksud bukan file pada browser kalian, tetapi file di pojok di bawah tulisan Google documents.
Ketiga, pilih download atau download as (jika klik download tidak bisa, kalian klik download as dan pilih text).
Keempat, setelah di download, kalian bisa save atau di print (tergantung kalian)

Cukup mudah, kan? Jadi, selamat mencoba! ^^

Tata aturan penulisan karakter Bahasa Jepang (Kanji)

今日はみんなさん!Yak, masih dengan Sensei di sini dalam Blog Belajar Bahasa Jepang! Waduh, sebenarnya yang ini udah harus saya ketik sebelum Tutorial Watarasebashi, namun saya lupa. Hahaha. Kalau begitu langsung saja ya!

Tata Aturan Penulisan Kanji

Ada dua aturan dalam menulis kanji, yaitu aturan umum dan aturan khusus. Keduanya saling melengkapi, karena aturan ini sangat berpengaruh pada kanji yang akan kalian tulis nantinya. Aturan ini sudah berlaku dan sudah diterapkan di Negeri Tirai Bambu sejak abad ke 5 masehi. Aturan-aturan ini wajib dihafalkan, karena jika tidak dihafal maka kanji yang kamu tulis tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Berikut ini adalah aturan-aturannya.

Aturan Umum

  • Ditulis dari kiri ke kanan. Contohnya: 子



  • Ditulis dari atas ke bawah. Contohnya: 小

  • Goresan horizontal terlebih dahulu, kemudian vertikal. Contohnya: 十


  • Belok ke kiri, kemudian ke kanan. Contohnya: 人


  • Bagian luar kemudian dalam. Contohnya: 田




Aturan Khusus
  • Jika kanji memiliki sisi tengah yang lebih tinggi atau lebar maka sisi tengah di tulis terlebih dahuu, kemudian diikuti sisi kiri dan sisi kanan. Contohnya: 水



  • Jika ada titik di tengah, atas dan kiri atas maka titik ditulis dahulu diikuti goresan berikutnya. Contohnya: 立


  • Titik di sebelah kanan dan di dalam huruf Kanji di tulis terakhir setelah goresan lain diselesaikan. Contohnya: 代


  • Huruf Kanji yang terdapat kata "" dan radikal "" maka ditulis setelah sisi kanan ditulis. Contohnya: 连 dan 


  • Jika ada "" tulislah garis 一 terlebih dahulu kemudian bagian isi lalu "L". Contohnya: 


  • Jika ada "" tulislah sisi tengahnya kemudian sisi "". Contohnya: 


Mungkin hanya sampai di sini dulu materi menulis kanji ini! Jangan lupa untuk selalu berlatih dan menghafalkannya. Sampai jumpa!


Minggu, 20 Maret 2011

Tutorial Watarasebashi #05 – Mengenal kanji

Kanji pada lirik Watarasebashi (klik untuk memperbesar)

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Di episode lalu kita telah belajar bahwa hiragana melambangkan suara. Sekarang kita akan mengenal jenis huruf lainnya yaitu kanji, yang pada foto atas ditandai dengan warna hijau.

Yang membuat kanji unik adalah suatu kanji pasti terkait dengan arti tertentu. Contohnya, di lagu Watarasebashi terdapat kanji 日 (hi) yang berarti “matahari”, 街 (machi) yang berarti “kota”, dan 空 (sora) yang berarti langit. Kanji tidak terbatas pada benda fisik, tapi bisa juga menyatakan konsep abstrak. Dari lagu kita, contoh kata-kata abstraknya adalah 今 (ima) yang berarti “sekarang”, 頃 (koro) yang berarti “waktu”, dan 北 (kita) yang berarti “utara”.

 Tentunya kamu pasti berpikir, di dunia ini kan ada banyak benda! Dan belum lagi, konsep-konsep abstrak hasil pemikiran manusia juga banyak! Ya, itu betul sekali, dan karenanya terdapat banyak kanji.

Jumlah kanji yang ada secara historis mencapai puluhan ribu, namun yang dipakai di zaman modern tidak sebanyak itu. Untuk kurikulum sekolah, pemerintah Jepang sendiri hanya mengajarkan 1.945 kanji yang dianggap paling umum. Tapi pada kenyataannya banyak kanji-kanji di luar daftar tersebut yang juga sering digunakan. Contohnya, pada Watarasebashi terdapat kanji 誰 (dare, siapa) yang tidak masuk kurikulum. Dengan mengetahui sekitar 2.000 kanji, kamu sudah bisa membaca banyak hal. Namun untuk benar-benar menjadi melek huruf dan terpelajar, bisa melahap materi berbagai bidang mulai dari novel sampai bacaan kedokteran, kamu akan perlu 3.000 sampai 3.500 kanji.
Kedengarannya memang mengerikan, tapi melihat fakta bahwa orang-orang di Jepang sana bisa membaca, maka kamu juga pasti bisa. Kuncinya adalah memulai sedikit-dikit sehingga tidak terasa berat dan banyak latihan agar mahir. Di blog ini, secara rutin akan ada artikel yang khusus membahas kanji dan kamu bisa ikut belajar dari situ.

Cara kerja kanji tidak sesederhana contoh-contoh yang telah diberikan. Jadi, jangan berpikir bahwa kamu cukup menghafal bahwa 空 bunyinya “sora” dan artinya “langit”. Ini karena satu kanji bisa memiliki banyak arti, banyak bacaan, dan juga perilaku lain yang akan kita tinjau di sini.

Kanjinya satu, artinya banyak

Satu kanji bisa mengacu pada banyak arti. Sebagai contoh, 空 selain berarti “langit” juga bisa berarti “kosong”. Dalam hal ini, 空 dibaca “kara” jika arti yang dimaksudkan adalah “kosong”.

Cara tahu arti yang dimaksud penulis tentu saja dari konteks kalimatnya. Sebagai contoh, jika ada kalimat “Tas saya 空.” maka sudah jelas dia berarti “kosong” dan pada kalimat “Awan tebal menutupi 空.” maka jelas bahwa yang dimaksud “langit”. Cukup mudah kan?

Untungnya tidak semua kanji artinya banyak. Kalaupun artinya lebih dari satu, biasanya mereka berhubungan. Konsep “langit” dengan “kosong” tadi, cukup berhubungan kan?

Gabungan kanji

Dua buah kanji atau lebih bisa digabung untuk membentuk kata baru. Sebagai contoh, ilmu bela diri “karate” di bahasa Jepang ditulis sebagai 空手. 空 yang dibaca “kara” artinya “kosong” sebagaimana tadi telah kita pelajari, dan 手 yang dibaca “te” artinya “tangan”. Tangan kosong!

Sebagai contoh lain, 夕 dibaca “yuu” dan artinya “senja”. 日 dibaca “hi” dan artinya “matahari”. 夕日 dibaca “yuuhi” dan artinya “matahari senja”! (ada di Watarasebashi)

Seringkali pembentukan kata tersebut sangatlah masuk akal. Beberapa malah memiliki cerita yang menarik di baliknya. Sebagai contoh, di bahasa Jepang “baka” artinya “bodoh” dan penulisan kanjinya adalah 馬鹿. Kanji pertama “ba” berarti “kuda” dan kanji kedua “ka” berarti “rusa”. Katanya, dulu ada orang bodoh yang menyangka seekor rusa sebagai kuda. Begitulah cerita awal mula kata “baka”.

Penutup

Di sini kamu sudah mengenal beberapa sifat kanji yaitu:
  • Suatu kanji memiliki satu atau lebih arti. Contohnya 手 hanya berarti “tangan” namun 空 bisa berarti “langit” maupun “kosong”.
  • Suatu kanji bisa memiliki lebih dari satu cara baca. Contohnya 空 bisa dibaca “sora” (langit) maupun “kara” (kosong).
  • Kanji-kanji bisa digabung membentuk kata baru. Contohnya 空手 (karate) yang merupakan gabungan 2 kanji.
Pembicaraan kita tentang kanji masih belum selesai, namun akan dilanjutkan di episode berikutnya karena tulisan ini sudah cukup panjang. Sampai jumpa!

Lampiran: daftar kata

Kata-kata yang tadi muncul sebagai contoh didaftar di sini. Sebagian besar dari kata berikut ada di lagu Watarasebashi.
日 (hi): matahari
街 (machi): kota
空 (sora): langit
空 (kara): kosong
今 (ima): sekarang
頃 (koro): waktu
北 (kita): utara
誰 (dare): siapa
手 (te): tangan
空手 (karate): karate (suatu ilmu bela diri)
夕 (yuu): senja
夕日 (yuuhi): matahari senja
馬鹿 (baka): bodoh

Tutorial Watarasebashi #04 – Mengenal hiragana dan suara di bahasa Jepang

 Hiragana pada lirik lagu Watarasebashi (klik untuk memperbesar)

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Di episode ini, kita akan berkenalan dengan hiragana yaitu salah satu jenis huruf yang dipakai di bahasa Jepang. Untuk mengawali, coba kita mulai dari bahasa kita sendiri yaitu bahasa Indonesia.

Di bahasa Indonesia, kita punya huruf kecil dan huruf besar. Walaupun pada dasarnya sama, masing-masing punya fungsinya sendiri-sendiri. Misalnya, huruf besar dipakai untuk mengawali kalimat. Huruf besar juga dipakai untuk singkatan misalnya pada MMIF. BISA JUGA UNTUK MEMBUAT KALIMAT YANG KELIHATANNYA SEPERTI BERTERIAK-TERIAK!!! AtaU SeKeDAr UnTuK MemBuAT oRaNG yaNg MeMBacA PuSinG.

Nah, dilihat dari sudut pandang tersebut, maka tidaklah begitu aneh bahwa bahasa Jepang punya 3 jenis huruf. Ada hiragana, katakana, dan kanji yang punya kasus penggunaannya masing-masing. Kita akan mulai dari yang paling dasar yaitu hiragana.


Hiragana

Di foto yang mengawali tulisan ini, huruf-huruf hiragana yang ada ditandai dengan warna biru. Kamu bisa lihat bahwa sebagian besar lagunya ditulis dengan hiragana. Artinya, kalau kamu mempelajari hiragana, kamu akan bisa membaca cukup banyak!

Suatu huruf hiragana pada dasarnya melambangkan silabel (suku kata) sehingga bisa langsung berbunyi tanpa perlu digabung dengan huruf lain. Contohnya, hiragana yang pertama kali muncul di lagu itu adalah で yang dibaca “de”. Perhatikan bahwa dengan huruf latin kita butuh 2 huruf untuk menyatakan suaranya!

Inilah perbedaan utama sistem seperti hiragana dengan sistem alfabet seperti pada bahasa Indonesia. Sebagai contoh lain, bayangkan suara “ka”, “ki”, “ku”, “ke”, dan “ko”. Dengan bahasa Indonesia, penulisan masing-masing memerlukan 2 huruf: satu untuk konsonannya yaitu “k”, dan satu lagi untuk suara vokal yang bersangkutan. Di bahasa Jepang, tiap silabel tersebut punya hurufnya sendiri yaitu か, き, く, け, dan こ.

Kalau di bahasa Indonesia kita membuat satu huruf untuk setiap silabel seperti pada hiragana, maka kita perlu huruf untuk suara “bu”, huruf lain untuk “ruk”, huruf lain untuk “blang”, dan seterusnya. Bisa dibayangkan betapa banyak huruf yang kita perlukan! Tapi Bahasa Jepang bisa menggunakan sistem seperti itu dengan baik karena jumlah suaranya sangat sedikit dibandingkan bahasa Indonesia.

Suara-suara pada hiragana

Huruf-huruf hiragana dasar sebetulnya sangat gampang cara kerjanya. Suara vokal di bahasa Jepang ada 5 yaitu “a”, “i”, “u”, “e”, dan “o” yang hiragananya masing-masing adalah あ, い, う, え, dan お. Perlu kamu ingat bahwa suara “e” pada bahasa Jepang seperti pada “enak”, tidak pernah seperti pada “elus”. Berikutnya adalah hiragana yang melambangkan suara konsonan + vokal misalnya さ (sa), ゆ (yu), dan み (mi). Struktur konsonan + vokal inilah yang memberikan nuansa khusus pada kata dan nama Jepang, seperti pada “kawasaki”, “fujimoto”, dan “suzuki”. Lalu terakhir ada hiragana spesial ん yang melambangkan satu-satunya suara mati “n”. “n” ini biasanya ditempelkan di belakang hiragana lain, misanya さ (sa) dengan ん (n) yang membentuk さん (san).

Romaji akan disertakan di tutorial ini, dan untungnya untuk sebagian besar kasus cara membacanya seakan-akan seperti membaca bahasa Indonesia. “ba” dibaca seperti pada “bata”-nya bahasa Indonesia, “ta” dibaca seperti pada “tani”-nya bahasa Indonesia, “ni” dibaca seperti pada “nipu”-nya bahasa Indonesia, dan seterusnya.

Tapi tentu saja ada perbedaan di kasus-kasus tertentu. Sebagai contoh, pada “watarasebashi” terdapat suara “r”. Getaran pada “r”-nya bahasa Jepang tidak sekuat “r”-nya bahasa Indonesia. Jadi dia berada di antara “r” dan “l”-nya bahasa Indonesia. Isu-isu lain yang berhubungan dengan cara membaca akan dibahas seperlunya saat kasusnya muncul.

Yang terakhir perlu diketahui untuk saat ini adalah keberadaan beberapa huruf hiragana kecil. Sebagai contoh, bandingkan ukuran や (ya) dengan ゃ (ya kecil). Hiragana kecil digunakan untuk menuliskan suara di luar struktur konsonan + vokal. Contohnya adalah suara “kya” yang ditulis sebagai き (ki) ditambah hiragana kecil ゃ (ya). Bandingkan きや (kiya) dengan きゃ (kya).

Penutup

Tujuan episode ini adalah memberi kamu sedikit gambaran tentang bagaimana hiragana bekerja. Yang perlu kamu ingat adalah:
  • Tiap huruf hiragana melambangkan suatu silabel sehingga bisa langsung dibunyikan. Contohnya adalah も yang bunyinya “mo”.
  • Huruf hiragana melambangkan suara vokal seperti い (i), konsonan+vokal seperti か (ka), atau huruf mati ん (n).
  • Terdapat hiragana kecil untuk menuliskan suara-suara yang lebih kompleks. Contohnya adalah みょ (myo) yang menggunakan ょ (yo kecil). Bandingkan dengan みよ (miyo).
Penjelasan hiragana di sini tidaklah menyeluruh, jadi kalau kamu ingin menguasai hiragana mulai dari sekarang silahkan kunjungi referensi yang lebih lengkap. Kamu bisa melihat Tutorial Tae Kim (yang akan direncanakan untuk di buat setelah Tutorial Watarasebashi ini) dan bab di Wikibooks tentang pelafalan bahasa Jepang beserta penulisan hiragana.

Saran saya adalah mulai mempelajari hiragana dari sekarang sedikit demi sedikit. Jumlah simbolnya tidak terlalu banyak yaitu sekitar 50, dan kamu bisa mencicil sesuai dengan waktu yang kamu punya. Di sini memang disertakan romaji, namun tujuannya adalah supaya kamu bisa langsung belajar tata bahasanya sembari mempelajari hiragana. Adanya romaji jangan sampai membuat kamu malas belajar hiragana.

Di episode berikutnya, kita akan melihat jenis huruf yang membuat bahasa Jepang tertulis begitu indah: kanji!

Kamis, 24 Maret 2011

Aqua Timez - Ketsui no Asa ni Chords

Diposting oleh Fitria Amanda Putri di Kamis, Maret 24, 2011 0 komentar
G
Douse nara mou 
Bm7 C G
Hetakuso na yume wo egaite ikou yo 
Em
Douse nara mou 
Bm7 C D7 G
Hetakuso de akaruku yukai na ai no aru yume wo 
G
“Kidon nakute ii 
G D7
Kakkotsuke nai hou ga omaerashii yo” 


G Bm7
Isshoukenmei ni nareba naru hodo 
C G Em Bm7
Karamawari shite shimau bokura no tabiji wa 
C D7
Shougakusei no te to ashi ga issho ni dechau koushin mitai 
G Bm7
Sore mo mata iin ja nai? 
C G
Ikite yuku koto nante sa 
Em Bm7 C D
Kitto hito ni warawareru kurai ga 
Choudo iin da yo 


C
Kokoro no oku no oku 
G
Tojikometeta hontou no boku 
C
Namami no san-juu-roku do gobun 
Em
Kazarazu ni iza we don’t stop 
Em C
Kedo mada tsuyogatterun da yo 
C G
Mada baria wo hatterun da yo 
D7
Itami to tatakatterun da yo 


G Bm7 C G B7
Tsurai toki tsurai to ietara ii no ni naa 
Em Bm7 C D7
Boku-tachi wa tsuyogatte warau yowamushi da 
G Bm7 C G B7
Sabishii no ni heiki na furi wo shite iru no wa 
Em Bm7
Kuzure ochite shimai sou na
C D7
Jibun wo mamoru tame na no sa 


C
Boku dake ja nai hazu sa 
D
Ikiba no nai kono kimochi wo 
C
Ibasho no nai kono kodoku wo 
D7 G
Kakaete iru no wa... 


G Bm7
Hito no itami ni wa mukanshin 
Bm7 C G Em
Sono kuse jibun no koto to naru to fuan ni natte 
Bm7
Hito wo kiratte 
C D7
Fukou na no wa jibun dakette omottari 
G Bm7 C
Ataerare nai koto wo tada nageite 
G Em
San sai ji no you ni wameite 
Bm7 C D
Ai toiu na no oyatsu wo suwatte matteru boku wa 


C G
ASUFARUTO no terikaeshi ni mo makezu ni 
G C Em
Jibun no ashi de aruiteku hitotachi wo mite omotta 
Em C
Ugokaseru ashi ga aru nara 
C G
Mukaitai basho ga aru nara 
D7
Kono ashi de aruite yukou 


G Bm7 C G B7
Mou nido to hontono egao wo torimodosu koto 
Em Bm7 C D7
Dekinai kamoshirenai to omou yoru mo atta kedo 
G Bm7 C G B7
Taisetsu na hito-tachi no atatakasa ni sasaerare 
Em Bm7 C D7
Mou ichido shinjite miyou ka na to omoi mashita 


G Bm7 C G B7
Tsurai toki tsurai to ietara ii no ni naa 
Em Bm7 C D7
Boku-tachi wa tsuyogatte warau yowamushi da 
G Bm7 C G B7
Sabishii no ni heiki na furi wo shite iru no wa 
Em B7
Kuzure ochite shimai sou na 
C D7
Jibun wo mamoru tame dakede


G Bm7 C G B7
Ayamachi mo kizuato mo tohou ni kure 
G B7
Besokaita hi mo 
Em Bm7 C D7
Boku ga boku toshite ikitekita akashi ni shite 
G Bm7 C G B7
Douse nara korekara wa isso dare yori mo 
Em Bm7 C D7
Omoikiri hetakuso na yume wo egaite yukou 
C D
Ii wake wo katazukete doudou to mune wo hari 
C D7 G
Jibun toiu ningen wo utai tsuzuke you

Duh maaf nih kalo intro-nya gak ada. Soalnya ini saya dan temen-temen WW yang bikin XP
Kanji, translate dan romaji? Ada di facebook, cari sendiri :P

Rabu, 23 Maret 2011

Tutorial Watarasebashi #09 – Penggunaan masing-masing jenis huruf Jepang

Diposting oleh Fitria Amanda Putri di Rabu, Maret 23, 2011 0 komentar
Kerlap-kerlip pantulan cahaya matahari yang digambarkan dengan kata “kira kira”. Bagaimana menuliskannya?

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Di Indonesia huruf besar dan kecil memiliki fungsinya masing-masing. Contohnya, huruf besar digunakan untuk mengawali kalimat, mengawali nama orang, dan untuk singkatan. Sekarang kita akan mempelajari penggunaan dari masing-masing huruf yang ada di bahasa Jepang.

Penggunaan kanji


Secara umum, kalau suatu kata memiliki kanji maka dia akan ditulis menggunakan kanjinya. Pada lagu Watarasebashi, contohnya adalah 私 (watashi, saya), 電話 (denwa, telepon), dan 見る (miru, melihat).

Walaupun begitu, ada juga kata-kata tertentu yang secara historis memiliki kanji tapi tidak digunakan di bahasa Jepang modern. Contohnya, “suru” (melakukan) sebetulnya memiliki penulisan kanji 為る tapi sekarang penulisan tersebut sama sekali tidak dipakai. Saat ini “suru” selalu ditulis sepenuhnya dengan hiragana yaitu する.

Beberapa kata berada di daerah abu-abu. Kadang-kadang ada yang menulisnya dengan kanji, kadang-kadang ada pula yang memilih menggunakan hiragana. Contohnya, di lagu Watarasebashi digunakan kanji untuk kata “dekiru” (bisa) yaitu 出来る, tapi yang menggunakan hiragana (できる) juga banyak. Di lain pihak, untuk kata “kirei” (cantik, indah) penulis Watarasebashi menggunakan hiragana (きれい), walaupun kanjinya (綺麗) juga sering dipakai. Pada akhirnya semuanya dikembalikan ke penulis.

Penggunaan hiragana


Kata-kata yang tidak memiliki kanji umumnya ditulis dengan hiragana dan bukan katakana. Contohnya adalah はい (hai) yang artinya “iya”. Ini termasuk partikel-partikel dan akhiran kalimat, misalnya partikel の (no) yang digunakan untuk menyatakan kepemilikan. Seperti telah kita pelajari sebelumnya, hiragana juga digunakan untuk okurigana.

Penggunaan katakana


Katakana terutama digunakan untuk kata-kata serapan. Contohnya, kata bahasa Inggris “computer” diserap menjadi コンピュータ (konpyuuta) yang ditulis dengan katakana. Sebagai contoh lain, アニメ (anime) yang ditulis dengan katakana adalah singkatan dari アニメーション (animeeshon) yang merupakan kata serapan dari “animation”.

Nama orang dan tempat luar negeri juga ditulis dengan katakana, walaupun aslinya adalah huruf latin. Contohnya, “Susilo Bambang Yudhoyono” di media Jepang ditulis dengan katakana スシロ・バンバン・ユドヨノ (sushiro banban yudoyono). Ini bisa dimaklumi kalau kita sendiri sadar bahwa nama orang Jepang di media Indonesia juga tidak ditulis dengan huruf Jepang sebagaimana aslinya.

Katakana juga sering digunakan untuk nama binatang dan tumbuhan yang sebetulnya memiliki kanji. Contohnya adalah ヒトデ (hitode, bintang laut) dan ラン (ran, anggrek) yang ditulis dengan katakana. Ini karena banyak nama makhluk yang kanjinya langka sehingga jarang orang yang bisa membacanya.

Terakhir, kata-kata yang umumnya ditulis dengan kanji atau hiragana bisa juga dituliskan dengan katakana. Seringkali yang diinginkan di sini adalah penekanan tambahan, mirip seperti penggunaan huruf besar pada bahasa Indonesia untuk menarik perhatian. Bandingkan “gratis” dengan “GRATIS”. Ini sama seperti ただ (hiragana) vs. タダ (katakana) yang keduanya dibaca “tada” (gratis).


Kata-kata yang mengimitasi suara atau keadaan


Di bahasa Jepang, ada kata-kata tertentu yang berusaha meniru suara (giongo). Contohnya adalah “wan wan” yang meniru suara anjing menggonggong (guk guk) dan “goro goro” yang meniru suara benda besar berguling jatuh. Terdapat juga kata-kata sejenis yang sebetulnya menggambarkan keadaan namun dibuat seolah-olah keadaan tersebut bersuara (gitaigo). Contohnya adalah “shiin” yang menggambarkan keheningan, “kira kira” yang menggambarkan kerlap-kerlip cahaya, dan “potsun” yang menggambarkan kesendirian. Kata-kata yang pada intinya adalah efek suara tersebut banyak sekali dipakai di bahasa Jepang.

Nah, kata-kata tersebut bisa ditulis dengan hiragana maupun katakana. Pada lagu Watarasebashi misalnya, “potsun” yang menggambarkan kesendirian ditulis dengan katakana ポツン. Namun ada juga yang menuliskannya dengan hiragana ぽつん. Sekali lagi di sini bahasa Jepang memberikan kebebasan pada penulisnya untuk berekspresi.


Penutup


Kita telah meninjau penggunaan ketiga jenis huruf pada bahasa Jepang. Semoga dengan ini kamu punya gambaran tentang kapan huruf-huruf tersebut digunakan. Inilah rangkumannya:


  1. Kata-kata yang memiliki kanji umumnya ditulis dengan kanji. Contohnya adalah 私 (watashi, saya).
  2. Beberapa kata sebetulnya memiliki kanji namun di bahasa Jepang modern tidak dipakai sama sekali, contohnya する (suru, melakukan). Beberapa kata sering ditulis baik dengan kanji maupun hiragana, contohnya 出来る/できる (dekiru, bisa).
  3. Kata-kata yang tidak punya kanji umumnya ditulis dengan hiragana dan bukan katakana. Contohnya adalah はい (hai, iya). Hiragana juga dipakai di okurigana seperti る (ru) pada kata 見る (miru, melihat).
  4. Katakana digunakan untuk kata serapan, nama dari luar negeri, nama makhluk, dan untuk penekanan. Contohnya adalah untuk nama ニューヨーク (nyuuyooku, New York).
  5. Kata-kata yang melukiskan suara (nyata maupun imajinatif) bisa ditulis dengan hiragana maupun katakana. Contohnya adalah きらきら/キラキラ (kira kira, efek suara yang menggambarkan kerlap-kerlip cahaya).
Berikutnya, kita akan membahas pembentukan kata “Watarasebashi”. Sampai jumpa!


Lampiran: daftar kata


Kata-kata yang tadi muncul didaftar di sini.

私 (watashi): saya
電話 (denwa): telepon
見る (miru): melihat
する (suru): melakukan
出来る (dekiru): bisa
綺麗 (kirei): cantik, indah
はい (hai): iya
コンピュータ (konpyuuta): komputer (computer)
アニメ (anime): film kartun
ヒトデ (hitode): bintang laut
ラン (ran): anggrek
ただ (tada): gratis
擬音語 (giongo): onomatope, kata-kata yang melukiskan suara
擬態語 (gitaigo): mimesis, efek suara yang melukiskan keadaan (yang sebetulnya tak bersuara)
わんわん (wan wan): suara anjing (guk guk)
ごろごろ (goro goro): suara benda besar berguling jatuh
シーン (shiin): efek suara keheningan
きらきら (kira kira): efek suara kerlap-kerlip cahaya
ポツン (potsun): efek suara seorang diri


Tutorial Watarasebashi #08 – Katakana

Diposting oleh Fitria Amanda Putri di Rabu, Maret 23, 2011 0 komentar
Katakana pada lirik lagu Watarasebashi (klik untuk memperbesar)

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Setelah mempelajari hiragana dan kanji, sekarang kita akan mempelajari jenis huruf terakhir yang unik bagi bahasa Jepang yaitu katakana. Terakhir kita akan mempelajari penggunaan masing-masing jenis huruf yang ada.

Katakana


Katakana pada intinya sama dengan hiragana, yaitu melambangkan suara. Katakana digunakan terutama untuk kata-kata serapan, seperti yang akan dicontohkan nanti. Semua huruf hiragana pasti ada padanan katakananya. Sebagai contoh, “ma” pada hiragana adalah ま dan pada katakana adalah マ. “erika” jika ditulis dengan hiragana adalah えりか, dan jika ditulis dengan katakana menjadi エリカ. Pembahasan mengenai suara pada hiragana juga berlaku pada katakana.

Namun di katakana terdapat tanda khusus yaitu tanda baca panjang ー. Jika diletakkan setelah katakana lain, maka suara vokal pada katakana sebelumnya akan diperpanjang. Contohnya, モ dibaca “mo” sehingga モー dibaca “moo”. Penggunaannya pada kata misalnya スカート (sukaato,skirt/rok) dan レボリューション (reboryuushon,revolution/revolusi).

Di bahasa Jepang memang terdapat kata-kata dengan vokal panjang, dan kita harus mengucapkannya dengan benar. Jika tidak, bisa-bisa artinya berubah menjadi kata lain. Contohnya adalah “shuujin” (tahanan) dengan “shujin” (suami), dan “obaasan” (nenek) dengan “obasan” (tante). Pada hiragana, vokal panjang ini tidak ditulis menggunakan tanda ー namun dengan kombinasi huruf-huruf tertentu. Aturannya akan kita bahas nanti saat bertemu penggunaannya di lagu Watarasebashi.

Di katakana juga terdapat simbol pembatas kata yaitu ・, yang fungsinya mirip dengan spasi pada bahasa Indonesia. Ini bisa digunakan misalnya pada ニュー・ヨーク (nyuu yooku) yang artinya “New York” untuk menunjukkan batas antara “New” dengan “York”. Namun penggunaannya opsional, sehingga “New York” bisa juga ditulis sebagai ニューヨーク (nyuuyooku) tanpa pembatas kata.


Selain hal-hal tersebut, cara kerja katakana bisa dibilang sama dengan hiragana. Oleh karenanya kita tidak akan membahas sisi teknisnya lebih lanjut. Pelajarilah cara membaca dan menulis hiragana lebih dulu karena dia lebih banyak muncul, lalu setelahnya pelajarilah katakana untuk melengkapi kemampuan membaca kamu.

Penutup


Kita telah mengenal tiga huruf yang unik bagi bahasa Jepang yaitu hiragana, katakana, dan kanji. Cara kerja katakana pada dasarnya sama dengan hiragana, yaitu melambangkan suara. Kita juga melihat bahwa di bahasa Jepang terdapat vokal panjang yang penting untuk diucapkan dengan benar.


Berikutnya, kita akan membahas cukup dalam penggunaan dari masing-masing jenis huruf tersebut. Sampai jumpa!

Lampiran: daftar kata


Kata-kata yang tadi muncul didaftar di sini.
スカート (sukaato): rok (skirt)
レボリューション (reboryuushon): revolusi (skirt)
囚人 (shuujin): tahanan
主人 (shujin): suami
お婆さん (obaasan): nenek
伯母さん (obasan): tante (kakak dari ayah/ibu)
叔母さん (obasan): tante (adik dari ayah/ibu)
ニューヨーク (nyuuyooku): New York

Selasa, 22 Maret 2011

Tutorial Watarasebashi #07 – Okurigana dan tips belajar kanji

Diposting oleh Fitria Amanda Putri di Selasa, Maret 22, 2011 0 komentar

Okurigana pada lirik lagu Watarasebashi (klik untuk memperbesar)


[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Di episode terakhir dan sebelumnya, semua kata-kata yang muncul bisa ditulis sepenuhnya menggunakan kanji. Namun sebetulnya ada juga kata-kata yang penulisan kanjinya harus diakhiri hiragana! Hiragana yang menguntit tersebut dinamakan okurigana, yang pada gambar di atas ditandai dengan warna ungu.

Okurigana


Di lagu Watarasebashi, okurigana misalnya muncul pada kata “miru” yang artinya “melihat”. Penulisannya menggunakan kanji adalah 見る, yaitu kanji yang artinya “melihat” (見) ditambah dengan hiragana “ru” (る). Hiragana る tersebut adalah okurigana.



Okurigana ada sebab di bahasa Jepang kata-kata tertentu bisa mengalami konjugasi (perubahan bentuk). “miru” misalnya, bisa berubah bentuk menjadi “minai” (bentuk negatif, “tidak melihat”), “mimasu” (bentuk sopan), dan banyak bentuk lainnya yang akan kita pelajari belakangan. Konjugasi-konjugasi tersebut merubah akhir katanya, dan di sinilah okurigana berperan. Contohnya, “minai” ditulis 見ない dan “mimasu” ditulis 見ます. Bisa dilihat bahwa kanjinya tetap dan hanya hiragana belakangnya yang berubah.


Contoh lain penggunaan okurigana di lagu tersebut adalah “hiroi” yang artinya “luas”, ditulis sebagai 広い. Kanji 広 artinya “luas”, dan akhirannya adalah hiragana “i” (い). Kalau misalnya dia berubah ke bentuk negatifnya, “hirokunai” (tidak luas), maka kanjinya tetap dan hanya okurigananya yang berubah: 広くない.


Kita juga telah mempelajari bahwa satu kanji bisa digunakan untuk banyak kata. Nah, seringkali okurigana digunakan untuk membedakan kata yang dimaksud. Sebagai contoh, pada lagu Watarasebashi terdapat kata “kurasu” yang artinya “tinggal (di suatu tempat)” dan “kureru” yang artinya “menjadi gelap”. Entah apa hubungannya, tapi kedua kata tersebut menggunakan kanji yang sama yaitu 暮. Hanya saja, “kurasu” ditulis 暮らす dengan okurigana “rasu”, dan “kureru” ditulis 暮れる dengan okurigana “reru”. Dengan okurigana tersebut, tanpa konteks lain pun kita bisa tahu kata mana yang dimaksud.



Mempelajari kanji


Mungkin studi kanji awalnya akan terlihat sangat berat. Jumlahnya banyak, satu kanji cara membacanya bisa bermacam-macam, dan satu kanji bisa memiliki banyak arti. Tapi jangan khawatir. Seiring kamu belajar, kamu akan menemukan banyak kemudahan. Jumlah kanji memang banyak, tapi sebagian besar tersusun atas bentuk-bentuk sederhana yang muncul berulang-ulang. Kalau kamu sudah akrab dengan bentuk-bentuk dasarnya, belajar kanji-kanji baru menjadi sangat mudah. Mengenai bacaan, nanti kamu akan bertemu berbagai aturan umum yang memudahkan kamu membaca kata-kata baru dengan benar. Ya, dalam kesulitan juga ada kemudahan!


Kalau kamu memang berniat untuk menguasai bahasa Jepang, saran saya adalah mulai belajar kanji sedini mungkin. Lakukan dengan sedikit-sedikit namun rutin sehingga tidak terasa berat.


Kamu mungkin bertanya-tanya, kanji-kanji apa yang sebaiknya dipelajari lebih dulu? Menurut saya, daripada mempelajari daftar kanji buatan, cara yang lebih efektif adalah mempelajari kanji dari kata-kata yang kamu temukan. Dengan memiliki konteks penggunaannya, kanji tersebut akan lebih mudah menempel di ingatan. Jadi saran saya adalah banyak menikmati karya bahasa Jepang misalnya lagucerita, film, maupun berita, dan mempelajari kanji-kanji yang muncul di situ.


Dalam mempelajari kanji, ingatlah bahwa kamu harus menulis dengan cara yang benar. Untuk tahu cara menulis suatu kanji, kamu bisa gunakan WWWJDIC. Tulislah (atau paste) kanjinya lalu lakukan pencarian. Dari hasil pencarian, klik pranala yang bertulisakan “SODA” (stroke order animation) untuk mendapatkan animasi cara menggambarnya (kamu mulai menggambar dari titik yang diwarnai merah). Lihat contoh SODA.


Blog ini juga memiliki segmen kanjiku yang secara khusus membahas tentang kanji tertentu. Kamu tinggal melakukan pencarian di situs ini terhadap kanji yang ingin kamu pelajari.


Penutup


Banyak yang bisa dibicarakan tentang cara kerja kanji, namun yang dibahas di sini hanyalah kulitnya. Inilah rangkuman episode kali ini dan sebelumnya:
  • Bacaan kanji secara umum dibagi menjadi bacaan kun (Jepang) dan bacaan on (China). Contohnya 山 (gunung) memiliki bacaan kun “yama” dan bacaan on “san”.
  • Beberapa kata tertentu memerlukan okurigana untuk penulisan kanjinya. Contohnya adalah “miru” (melihat) yang ditulis 見る dengan hiragana “ru” sebagai okurigana.
  • Belajar kanji sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Pelajari kanji-kanji yang ditemui di dunia nyata, sedikit demi sedikit namun rutin.
Di episode selanjutnya, kita akan membahas jenis huruf terakhir di bahasa Jepang yaitu katakana. Sampai jumpa…


Lampiran: daftar kata


Kata-kata yang tadi muncul sebagai contoh didaftar di sini. Semuanya ada di lagu Watarasebashi.
見る (miru): melihat
広い (hiroi): luas
暮らす (kurasu): tinggal (di suatu tempat)
暮れる (kureru): menjadi gelap (hari)
山 (yama): gunung



Di bawah juga didaftar seluruh aksara yang kita gunakan sebagai contoh selama membahas kanji. Kamu bisa mulai belajar menulis dari kanji-kanji berikut. Klik masing-masing kanji untuk melihat cara menggambarnya.
 (gunung)
 (senja)
 (pria)
 (matahari)
 (tangan)
 (sekarang)
 (luas)
 (utara)
 (langit, kosong)
 (lihat)
 (kota)
 (waktu)
 (siapa)
 (kaya)
 (tinggal, jadi gelap)
 (kuda)
鹿 (rusa)

Tutorial Watarasebashi #06 – Bacaan kun dan on untuk kanji

Diposting oleh Fitria Amanda Putri di Selasa, Maret 22, 2011 0 komentar
Bacaan kun dan on pada lirik lagu Watarasebashi (klik untuk memperbesar)

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Di episode sebelumnya, kita telah melihat bahwa satu kanji bisa memiliki lebih dari satu arti, dan karenanya lebih dari satu cara membaca. Contohnya, 空 bisa dibaca “sora” yang artinya “langit” dan bisa juga “kara” yang artinya “kosong”. Namun banyak juga kanji yang artinya hanya satu, tapi cara membacanya lebih dari satu! Kok bisa?

Bacaan kun dan on

Bahasa Jepang pada awalnya tidak punya sistem menulis, dan kanji sendiri datangnya dari China. Ini alasan utama kenapa satu kanji bisa punya banyak bacaan bahkan untuk arti yang sama.


Sebagai contoh, kita akan melihat kanji 山 (gunung) yang ada di lagu Watarasebashi. Orang Jepang dari dulu sudah mengenal konsep “gunung” sehingga punya kata untuk hal tersebut yaitu “yama”. Nah, saat mereka mengenal aksara kanjinya dari China, maka kanji tersebut diberi bacaan sesuai kata Jepangnya. Dengan kata lain, 山 diberi bacaan “yama”. Ini disebut bacaan kun (kunyomi) atau bacaan Jepangnya. Pada contoh 空 (langit/kosong) sebelumnya, “sora” dan “kara” sama-sama merupakan bacaan kun.


Tapi karena kanji berasal dari China, maka pasti orang China juga sudah punya cara membacanya sendiri! Dari situlah kenapa suatu kanji bisa punya banyak bacaan. Sebagai contoh, untuk kanji gunung 山 tadi bacaan dari Chinanya adalah “san”. Ini disebut bacaan on (onyomi).


Untuk kasus 山 tadi, jika berdiri sendiri maka dia dibaca “yama”. Bacaan “san” dipakai pada kata-kata tertentu misalnya 富士山 (Gunung Fuji) yang dibaca “fuji-san”. Dalam keduanya, mereka sama-sama berarti “gunung” tapi dibaca berbeda.


(Mungkin kamu pernah mendengar bahwa nama lain Gunung Fuji adalah “Fujiyama”. Itu adalah cara membaca yang salah dari 富士山. Orang Jepang sendiri tidak pernah membacanya sebagai “Fuji-yama”, selalu “Fuji-san”. Entah siapa yang menyebarkan cara membaca salah tersebut.)

Kalau ingin analogi kasarnya di bahasa Indonesia, huruf “e” juga memiliki dua cara membaca! “e” pada “enak” dibaca beda dengan “e” pada “enam”. Kanji juga seperti itu, di kata-kata tertentu yang dipakai adalah bacaan kun-nya, dan di kata-kata lain yang dipakai adalah bacaan on-nya.

Ada nemonik gampang untuk mengingat istilah kun dan on tersebut: Kuntilanak adalah hantu dalam negeri (Indonesia), dan karenanya bacaan kun adalah bacaan yang asalnya dari dalam negeri (Jepang). Di lain pihak, onta adalah binatang luar negeri (bagi Indonesia), dan karenanya bacaan on adalah bacaan yang berasal dari luar (dalam hal ini China). kun -> dalam negeri -> Jepang; on -> luar negeri -> China.

Penutup

Pada gambar di awal tulisan ini, bacaan kun yang muncul ditandai kuning dan bacaan on yang muncul ditandai biru muda. Itulah dua jenis bacaan kanji yang utama, namun saat kamu belajar kanji jangan kaget kalau nanti menemui beberapa jenis bacaan perkecualian. Contohnya adalah bacaan khusus yang hanya muncul pada nama.

Di episode berikutnya, kita akan mengakhiri tinjauan kanji kita dengan membicarakan okurigana. Sampai jumpa!

Lampiran: daftar kata

Kata-kata yang tadi muncul sebagai contoh didaftar di sini.
空 (sora): langit
空 (kara): kosong
山 (yama): gunung
富士山 (fujisan): Gunung Fuji

Senin, 21 Maret 2011

Tabel Perubahan Kata Kerja

Diposting oleh Fitria Amanda Putri di Senin, Maret 21, 2011 3 komentar
KONBANWA! Sensei akan membagikan tabel untuk kalian. Tabel ini dapat kalian unduh/download DI SINI dengan cara yang cukup mudah! Ikutilah langkah-langkah berikut agar memudahkan kalian dalam men-download file. Jika kalian kurang mengerti, bisa ditanyakan lewat grup atau lewat SMS ke nomor Sensei.


Pertama, buka link yang tertera di atas (di garisbawahi dan berwarna BIRU).
Kedua, jika kalian sudah bisa melihat bentuk dokumennya, klik file pada pojok kanan atas. File yang dimaksud bukan file pada browser kalian, tetapi file di pojok di bawah tulisan Google documents.
Ketiga, pilih download atau download as (jika klik download tidak bisa, kalian klik download as dan pilih text).
Keempat, setelah di download, kalian bisa save atau di print (tergantung kalian)

Cukup mudah, kan? Jadi, selamat mencoba! ^^

Tata aturan penulisan karakter Bahasa Jepang (Kanji)

Diposting oleh Fitria Amanda Putri di Senin, Maret 21, 2011 0 komentar
今日はみんなさん!Yak, masih dengan Sensei di sini dalam Blog Belajar Bahasa Jepang! Waduh, sebenarnya yang ini udah harus saya ketik sebelum Tutorial Watarasebashi, namun saya lupa. Hahaha. Kalau begitu langsung saja ya!

Tata Aturan Penulisan Kanji

Ada dua aturan dalam menulis kanji, yaitu aturan umum dan aturan khusus. Keduanya saling melengkapi, karena aturan ini sangat berpengaruh pada kanji yang akan kalian tulis nantinya. Aturan ini sudah berlaku dan sudah diterapkan di Negeri Tirai Bambu sejak abad ke 5 masehi. Aturan-aturan ini wajib dihafalkan, karena jika tidak dihafal maka kanji yang kamu tulis tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Berikut ini adalah aturan-aturannya.

Aturan Umum

  • Ditulis dari kiri ke kanan. Contohnya: 子



  • Ditulis dari atas ke bawah. Contohnya: 小

  • Goresan horizontal terlebih dahulu, kemudian vertikal. Contohnya: 十


  • Belok ke kiri, kemudian ke kanan. Contohnya: 人


  • Bagian luar kemudian dalam. Contohnya: 田




Aturan Khusus
  • Jika kanji memiliki sisi tengah yang lebih tinggi atau lebar maka sisi tengah di tulis terlebih dahuu, kemudian diikuti sisi kiri dan sisi kanan. Contohnya: 水



  • Jika ada titik di tengah, atas dan kiri atas maka titik ditulis dahulu diikuti goresan berikutnya. Contohnya: 立


  • Titik di sebelah kanan dan di dalam huruf Kanji di tulis terakhir setelah goresan lain diselesaikan. Contohnya: 代


  • Huruf Kanji yang terdapat kata "" dan radikal "" maka ditulis setelah sisi kanan ditulis. Contohnya: 连 dan 


  • Jika ada "" tulislah garis 一 terlebih dahulu kemudian bagian isi lalu "L". Contohnya: 


  • Jika ada "" tulislah sisi tengahnya kemudian sisi "". Contohnya: 


Mungkin hanya sampai di sini dulu materi menulis kanji ini! Jangan lupa untuk selalu berlatih dan menghafalkannya. Sampai jumpa!


Minggu, 20 Maret 2011

Tutorial Watarasebashi #05 – Mengenal kanji

Diposting oleh Fitria Amanda Putri di Minggu, Maret 20, 2011 0 komentar
Kanji pada lirik Watarasebashi (klik untuk memperbesar)

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Di episode lalu kita telah belajar bahwa hiragana melambangkan suara. Sekarang kita akan mengenal jenis huruf lainnya yaitu kanji, yang pada foto atas ditandai dengan warna hijau.

Yang membuat kanji unik adalah suatu kanji pasti terkait dengan arti tertentu. Contohnya, di lagu Watarasebashi terdapat kanji 日 (hi) yang berarti “matahari”, 街 (machi) yang berarti “kota”, dan 空 (sora) yang berarti langit. Kanji tidak terbatas pada benda fisik, tapi bisa juga menyatakan konsep abstrak. Dari lagu kita, contoh kata-kata abstraknya adalah 今 (ima) yang berarti “sekarang”, 頃 (koro) yang berarti “waktu”, dan 北 (kita) yang berarti “utara”.

 Tentunya kamu pasti berpikir, di dunia ini kan ada banyak benda! Dan belum lagi, konsep-konsep abstrak hasil pemikiran manusia juga banyak! Ya, itu betul sekali, dan karenanya terdapat banyak kanji.

Jumlah kanji yang ada secara historis mencapai puluhan ribu, namun yang dipakai di zaman modern tidak sebanyak itu. Untuk kurikulum sekolah, pemerintah Jepang sendiri hanya mengajarkan 1.945 kanji yang dianggap paling umum. Tapi pada kenyataannya banyak kanji-kanji di luar daftar tersebut yang juga sering digunakan. Contohnya, pada Watarasebashi terdapat kanji 誰 (dare, siapa) yang tidak masuk kurikulum. Dengan mengetahui sekitar 2.000 kanji, kamu sudah bisa membaca banyak hal. Namun untuk benar-benar menjadi melek huruf dan terpelajar, bisa melahap materi berbagai bidang mulai dari novel sampai bacaan kedokteran, kamu akan perlu 3.000 sampai 3.500 kanji.
Kedengarannya memang mengerikan, tapi melihat fakta bahwa orang-orang di Jepang sana bisa membaca, maka kamu juga pasti bisa. Kuncinya adalah memulai sedikit-dikit sehingga tidak terasa berat dan banyak latihan agar mahir. Di blog ini, secara rutin akan ada artikel yang khusus membahas kanji dan kamu bisa ikut belajar dari situ.

Cara kerja kanji tidak sesederhana contoh-contoh yang telah diberikan. Jadi, jangan berpikir bahwa kamu cukup menghafal bahwa 空 bunyinya “sora” dan artinya “langit”. Ini karena satu kanji bisa memiliki banyak arti, banyak bacaan, dan juga perilaku lain yang akan kita tinjau di sini.

Kanjinya satu, artinya banyak

Satu kanji bisa mengacu pada banyak arti. Sebagai contoh, 空 selain berarti “langit” juga bisa berarti “kosong”. Dalam hal ini, 空 dibaca “kara” jika arti yang dimaksudkan adalah “kosong”.

Cara tahu arti yang dimaksud penulis tentu saja dari konteks kalimatnya. Sebagai contoh, jika ada kalimat “Tas saya 空.” maka sudah jelas dia berarti “kosong” dan pada kalimat “Awan tebal menutupi 空.” maka jelas bahwa yang dimaksud “langit”. Cukup mudah kan?

Untungnya tidak semua kanji artinya banyak. Kalaupun artinya lebih dari satu, biasanya mereka berhubungan. Konsep “langit” dengan “kosong” tadi, cukup berhubungan kan?

Gabungan kanji

Dua buah kanji atau lebih bisa digabung untuk membentuk kata baru. Sebagai contoh, ilmu bela diri “karate” di bahasa Jepang ditulis sebagai 空手. 空 yang dibaca “kara” artinya “kosong” sebagaimana tadi telah kita pelajari, dan 手 yang dibaca “te” artinya “tangan”. Tangan kosong!

Sebagai contoh lain, 夕 dibaca “yuu” dan artinya “senja”. 日 dibaca “hi” dan artinya “matahari”. 夕日 dibaca “yuuhi” dan artinya “matahari senja”! (ada di Watarasebashi)

Seringkali pembentukan kata tersebut sangatlah masuk akal. Beberapa malah memiliki cerita yang menarik di baliknya. Sebagai contoh, di bahasa Jepang “baka” artinya “bodoh” dan penulisan kanjinya adalah 馬鹿. Kanji pertama “ba” berarti “kuda” dan kanji kedua “ka” berarti “rusa”. Katanya, dulu ada orang bodoh yang menyangka seekor rusa sebagai kuda. Begitulah cerita awal mula kata “baka”.

Penutup

Di sini kamu sudah mengenal beberapa sifat kanji yaitu:
  • Suatu kanji memiliki satu atau lebih arti. Contohnya 手 hanya berarti “tangan” namun 空 bisa berarti “langit” maupun “kosong”.
  • Suatu kanji bisa memiliki lebih dari satu cara baca. Contohnya 空 bisa dibaca “sora” (langit) maupun “kara” (kosong).
  • Kanji-kanji bisa digabung membentuk kata baru. Contohnya 空手 (karate) yang merupakan gabungan 2 kanji.
Pembicaraan kita tentang kanji masih belum selesai, namun akan dilanjutkan di episode berikutnya karena tulisan ini sudah cukup panjang. Sampai jumpa!

Lampiran: daftar kata

Kata-kata yang tadi muncul sebagai contoh didaftar di sini. Sebagian besar dari kata berikut ada di lagu Watarasebashi.
日 (hi): matahari
街 (machi): kota
空 (sora): langit
空 (kara): kosong
今 (ima): sekarang
頃 (koro): waktu
北 (kita): utara
誰 (dare): siapa
手 (te): tangan
空手 (karate): karate (suatu ilmu bela diri)
夕 (yuu): senja
夕日 (yuuhi): matahari senja
馬鹿 (baka): bodoh

Tutorial Watarasebashi #04 – Mengenal hiragana dan suara di bahasa Jepang

Diposting oleh Fitria Amanda Putri di Minggu, Maret 20, 2011 0 komentar
 Hiragana pada lirik lagu Watarasebashi (klik untuk memperbesar)

[Pada seri tutorial ini, kita akan belajar bahasa Jepang dari nol dengan menggunakan lagu Watarasebashi sebagai materinya. Karena pembahasan tiap episode dibangun dari pembahasan-pembahasan sebelumnya, saya menyarankan agar kamu mengikutinya dari episode pertama.]

Di episode ini, kita akan berkenalan dengan hiragana yaitu salah satu jenis huruf yang dipakai di bahasa Jepang. Untuk mengawali, coba kita mulai dari bahasa kita sendiri yaitu bahasa Indonesia.

Di bahasa Indonesia, kita punya huruf kecil dan huruf besar. Walaupun pada dasarnya sama, masing-masing punya fungsinya sendiri-sendiri. Misalnya, huruf besar dipakai untuk mengawali kalimat. Huruf besar juga dipakai untuk singkatan misalnya pada MMIF. BISA JUGA UNTUK MEMBUAT KALIMAT YANG KELIHATANNYA SEPERTI BERTERIAK-TERIAK!!! AtaU SeKeDAr UnTuK MemBuAT oRaNG yaNg MeMBacA PuSinG.

Nah, dilihat dari sudut pandang tersebut, maka tidaklah begitu aneh bahwa bahasa Jepang punya 3 jenis huruf. Ada hiragana, katakana, dan kanji yang punya kasus penggunaannya masing-masing. Kita akan mulai dari yang paling dasar yaitu hiragana.


Hiragana

Di foto yang mengawali tulisan ini, huruf-huruf hiragana yang ada ditandai dengan warna biru. Kamu bisa lihat bahwa sebagian besar lagunya ditulis dengan hiragana. Artinya, kalau kamu mempelajari hiragana, kamu akan bisa membaca cukup banyak!

Suatu huruf hiragana pada dasarnya melambangkan silabel (suku kata) sehingga bisa langsung berbunyi tanpa perlu digabung dengan huruf lain. Contohnya, hiragana yang pertama kali muncul di lagu itu adalah で yang dibaca “de”. Perhatikan bahwa dengan huruf latin kita butuh 2 huruf untuk menyatakan suaranya!

Inilah perbedaan utama sistem seperti hiragana dengan sistem alfabet seperti pada bahasa Indonesia. Sebagai contoh lain, bayangkan suara “ka”, “ki”, “ku”, “ke”, dan “ko”. Dengan bahasa Indonesia, penulisan masing-masing memerlukan 2 huruf: satu untuk konsonannya yaitu “k”, dan satu lagi untuk suara vokal yang bersangkutan. Di bahasa Jepang, tiap silabel tersebut punya hurufnya sendiri yaitu か, き, く, け, dan こ.

Kalau di bahasa Indonesia kita membuat satu huruf untuk setiap silabel seperti pada hiragana, maka kita perlu huruf untuk suara “bu”, huruf lain untuk “ruk”, huruf lain untuk “blang”, dan seterusnya. Bisa dibayangkan betapa banyak huruf yang kita perlukan! Tapi Bahasa Jepang bisa menggunakan sistem seperti itu dengan baik karena jumlah suaranya sangat sedikit dibandingkan bahasa Indonesia.

Suara-suara pada hiragana

Huruf-huruf hiragana dasar sebetulnya sangat gampang cara kerjanya. Suara vokal di bahasa Jepang ada 5 yaitu “a”, “i”, “u”, “e”, dan “o” yang hiragananya masing-masing adalah あ, い, う, え, dan お. Perlu kamu ingat bahwa suara “e” pada bahasa Jepang seperti pada “enak”, tidak pernah seperti pada “elus”. Berikutnya adalah hiragana yang melambangkan suara konsonan + vokal misalnya さ (sa), ゆ (yu), dan み (mi). Struktur konsonan + vokal inilah yang memberikan nuansa khusus pada kata dan nama Jepang, seperti pada “kawasaki”, “fujimoto”, dan “suzuki”. Lalu terakhir ada hiragana spesial ん yang melambangkan satu-satunya suara mati “n”. “n” ini biasanya ditempelkan di belakang hiragana lain, misanya さ (sa) dengan ん (n) yang membentuk さん (san).

Romaji akan disertakan di tutorial ini, dan untungnya untuk sebagian besar kasus cara membacanya seakan-akan seperti membaca bahasa Indonesia. “ba” dibaca seperti pada “bata”-nya bahasa Indonesia, “ta” dibaca seperti pada “tani”-nya bahasa Indonesia, “ni” dibaca seperti pada “nipu”-nya bahasa Indonesia, dan seterusnya.

Tapi tentu saja ada perbedaan di kasus-kasus tertentu. Sebagai contoh, pada “watarasebashi” terdapat suara “r”. Getaran pada “r”-nya bahasa Jepang tidak sekuat “r”-nya bahasa Indonesia. Jadi dia berada di antara “r” dan “l”-nya bahasa Indonesia. Isu-isu lain yang berhubungan dengan cara membaca akan dibahas seperlunya saat kasusnya muncul.

Yang terakhir perlu diketahui untuk saat ini adalah keberadaan beberapa huruf hiragana kecil. Sebagai contoh, bandingkan ukuran や (ya) dengan ゃ (ya kecil). Hiragana kecil digunakan untuk menuliskan suara di luar struktur konsonan + vokal. Contohnya adalah suara “kya” yang ditulis sebagai き (ki) ditambah hiragana kecil ゃ (ya). Bandingkan きや (kiya) dengan きゃ (kya).

Penutup

Tujuan episode ini adalah memberi kamu sedikit gambaran tentang bagaimana hiragana bekerja. Yang perlu kamu ingat adalah:
  • Tiap huruf hiragana melambangkan suatu silabel sehingga bisa langsung dibunyikan. Contohnya adalah も yang bunyinya “mo”.
  • Huruf hiragana melambangkan suara vokal seperti い (i), konsonan+vokal seperti か (ka), atau huruf mati ん (n).
  • Terdapat hiragana kecil untuk menuliskan suara-suara yang lebih kompleks. Contohnya adalah みょ (myo) yang menggunakan ょ (yo kecil). Bandingkan dengan みよ (miyo).
Penjelasan hiragana di sini tidaklah menyeluruh, jadi kalau kamu ingin menguasai hiragana mulai dari sekarang silahkan kunjungi referensi yang lebih lengkap. Kamu bisa melihat Tutorial Tae Kim (yang akan direncanakan untuk di buat setelah Tutorial Watarasebashi ini) dan bab di Wikibooks tentang pelafalan bahasa Jepang beserta penulisan hiragana.

Saran saya adalah mulai mempelajari hiragana dari sekarang sedikit demi sedikit. Jumlah simbolnya tidak terlalu banyak yaitu sekitar 50, dan kamu bisa mencicil sesuai dengan waktu yang kamu punya. Di sini memang disertakan romaji, namun tujuannya adalah supaya kamu bisa langsung belajar tata bahasanya sembari mempelajari hiragana. Adanya romaji jangan sampai membuat kamu malas belajar hiragana.

Di episode berikutnya, kita akan melihat jenis huruf yang membuat bahasa Jepang tertulis begitu indah: kanji!